PT PLN (Persero) mencatat telah menyerap batu bara sebesar 33 juta ton untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sepanjang semester I 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo.
“33 juta ton,” ungkapnya singkat kepada CNBC Indonesia saat ditanya berapa konsumsi batu bara PLN sampai semester I 2021, Senin (26/07/2021).
Dia mengatakan, serapan batu bara PLN ini akan sangat tergantung dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau kini disebut Level 4 yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Namun pihaknya tetap memproyeksikan konsumsi batu bara akan mengalami peningkatan pada semester II 2021 ini.
“Proyeksi ke depan lebih. Tapi sangat tergantung kondisi PPKM,” lanjutnya.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi pernah menyampaikan rencana konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik PLN pada tahun 2021 sebesar 63,78 juta MT.
Jika target tahun ini 63,78 juta ton, artinya sepanjang semester I ini serapan batu bara PLN sudah mencapai 51,74% dari target tahun ini.
Sementara kebutuhan batu bara untuk semua PLTU secara nasional pada 2021 diperkirakan naik sebesar 7,8% ke posisi 113 juta ton dari 104,8 juta ton pada 2021.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (22/03/2021).
Arifin mengatakan, konsumsi batu bara untuk pembangkit terus meningkat, terutama dalam lima tahun terakhir. Pada 2016 pemakaian batu bara untuk PLTU hanya sebesar 74,1 juta ton, 2017 sebesar 82,3 juta ton. Lalu, pada 2018 sebesar 89,3 juta ton dan 2019 sebesar 97,8 juta ton.
“Di tahun 2021 kebutuhan batu bara untuk pembangkit 113 juta ton, terdiri dari PLN 63,8 juta ton dan IPP (pengembang listrik swasta) 49,2 juta ton,” tuturnya di dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (22/03/2021).