Harga batu bara acuan (HBA) November 2022 terpantau terjun ke US$308,2/ton, setelah sempat naik tajam pada bulan lalu. Kenaikan pasokan gas di Eropa serta perlambatan di China menjadi faktor penekan HBA November 2022.
Harga batu bara acuan (HBA) terpantau turun pada bulan ini setelah sempat naik tajam pada bulan lalu. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), HBA untuk November 2022 dipatok sebesar US$308,2/ton. Nilai tersebut turun 7,39% atau US$22,77/ton dari bulan sebelumnya sebesar US$330,97/ton.
Dalam laman resminya, Kementerian ESDM menyebutkan penurunan HBA November ini melihat adanya kenaikan pasokan gas di Eropa berdampak pada merosotnya harga batu bara. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi juga mengatakan faktor lain yang turut memengaruhi penurunan HBA adalah produksi batu bara di China serta kondisi perekonomiannya.
Kenaikan produksi di Negeri Panda di tengah perlambatan ekonomi negara tersebut ikut menjadi faktor penekan harga komoditas batu hitam tersebut. Adapun pergerakan HBA sejak awal tahun ini sempat menyentuh level tertingginya pada bulan lalu. HBA Oktober 2022 sempat terkerek hingga menyentuh level US$330,97/ton.
Sebagai informasi, terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, pasokan dan permintaan. Dari sisi pasokan, hal tersebut dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, tongkang, maupun loading terminal.
HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%. Nantinya, harga tersebut akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara di pasar spot selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).
Baca juga produksi batubara terkendala cuaca ekstrim