Direktur Avere Investama Teguh Hidayat memprediksi harga batubara untuk tahun 2023 diprediksi berada di level yang tetap positif.
Teguh menjelaskan, harga batubara selama dua tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan. Salah satu pendorongnya yakni perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada kenaikan harga komoditas energi beberapa waktu terakhir.
Meski demikian, perubahan harga batubara signifikan untuk tahun depan rasanya akan sulit terjadi.
“Permintaan masih sangat tinggi, kebutuhan masih tinggi dan suplai di sisi lain masih seret dan harga kurang lebih (akan) bertahan di kisaran sekarang,” jelas Teguh kepada Kontan, Minggu (4/12).
Teguh melanjutkan, ketika harga batubara naik tinggi maka pembeli bakal menahan diri untuk melakukan pembelian. Sementara itu, produsen batubara akan mencoba untuk menaikkan level produksi dan meningkatkan pasokan.
Pada kondisi ini maka harga batubara diperkirakan masih akan tetap pada level yang sama dan tidak mengalami perubahan signifikan. Selain itu, masih berlanjutnya perang Rusia-Ukraina pun membuat kondisi permintaan dan pasokan belum banyak berubah.
Situasi harga batubara ini dinilai menjadi tantangan untuk industri dalam negeri.
Teguh menjelaskan, sejumlah perusahaan batubara sukses mencetak rekor kinerja imbas kenaikan signifikan harga batubara pada tahun ini. Meski demikian, situasi ini belum tentu akan berlanjut di tahun 2023 mendatang.
“Tantangannya bagaimana perusahaan bisa memaksimalkan produksi kalau memang mereka berharap pendapatan bisa naik di tengah-tengah harga batubara yang mulai stagnan,” jelas Teguh.
Upaya peningkatan produksi pun harus dibarengi dengan peningkatan investasi. Menurutnya, tidak semua perusahaan memiliki kapasitas untuk itu.
Tercatat, rerata harga jual batubara untuk sembilan bulan pertama tahun ini mencapai US$ 190 per ton atau naik 113% dari rerata harga periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 89 per ton.
Yulius menambahkan, target kinerja tahun depan masih dalam perhitungan. Meski demikian, pihaknya optimistis harga jual batubara tahun depan tetap dalam tren positif.
“Pendapatan bersih dan laba bersih bergantung pada perolehan harga jual rata-rata, sedangkan harga jual batu bara cenderung fluktuatif. Dalam hal ini kami percaya harga batubara akan tetap kuat tahun depan,” pungkas Yulius.
Baca Juga Kasus Tambang Ilegal Berujung Di sita.