Mengoptimalkan Keunggulan Rantai Pasokan Batubara dimulai dari memastikan setiap proses berjalan efisien seperti yang terjadi pada sebuah PLTU.
Kegiatan operasional dan kinerja terminal batubara PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) sangat tergantung pada kinerja pasokan batubara. Ketika pasokan batubara memadai, maka kinerja PLTU akan tinggi. Namun kinerja pasokan batubara pada PLTU terkadang menurun, sehingga memunculkan kesenjangan (gap) antara
kebutuhan dan pasokan. Kinerja merupakan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif (Daft, 2014).
Apa itu rantai pasokan?
Sedangkan pasokan barang (supply chain) adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada konsumen (Schroeder, 2007); proses yang dimulai dari pengumpulan sumber daya yang ada dilanjutkan dengan pengelolaan menjadi produk jadi untuk selanjutnya didistribusikan dan dipasarkan sampai pelanggan akhir dengan memperhatikan biaya, kualitas, ketersediaan, pelayanan purna jual, dan faktor reputasi (Wisner, Tan & Leong, 2012).
Kinerja Pasokan Barang
Dengan demikian, dalam perspektif pasokan barang, kinerja merupakan aktivitas yang berhubungan dengan aliran dan
perpindahan barang (batubara) dari hulu (bahan mentah) sampai hilir (konsumen) yang tercermin dalam reliabilitas, responsivitas, fleksibilitas, biaya, dan aset (Moran, dalam Anatan, 2010). Kinerja pasokan dapat dipengaruhi metode penyandaran kapal (Houshyar, et al, 2013; Haryotejo & Kusumawardhani, 2015; dan Ramaa, Subramanya, & Rangaswamy,2012).
Metode Pasokan Barang
Metode adalah jalan yang dilalui (Arifin, 2009); jalan untuk mencapai tujuan (Langgulung, 2007). Jalur pasokan barang diperlukan bagi kapal yang sandar. Kapal yang akan bersandar melakukan manuver olah gerak. Manuver olah gerak adalah berbagai kekuatan yang bekerja pada kapal yang mempengaruhi sifat-sifat olah geraknya (2015). Dengan demikian, metode penyandaran adalah cara olah gerak kapal melalui berbagai kekuatan yang bekerja pada kapal untuk mempengaruhi sifat-sifat olah geraknya.
Penyandaran untuk Rantai Pasokan Batubara
Oleh karena itu, kapal dapat merapat ke dermaga dengan menggunakan jasa pemanduan untuk membantu nakhoda mendapatkan saran dan informasi tentang keadaan perairan setempat. Hal ini dilakukan agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib, dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan. Indikator navigasi baik: mesin (tenaga penggerak), kemudi, jangkar, tros-tros, kapal tunda, dan pandu (pilot) (Soebekti, 2015; Lasse, 2007).
Metode penyandaran berpengaruh langsung terhadap kinerja pasokan. Selain itu, kinerja pasokan dapat dipengaruhi oleh efektivitas bongkar muat (Lia, 2006). Efektivitas adalah melakukan
pekerjaan yang benar (doing the right things) (Drucker, dalam Handoko, 2009); pencapaian tujuan; apa yang dicapai sesuai dengan yang diinginkan (Adair, 2008).
Bongkar Muat untuk Rantai Pasokan Batubara
Sedangkan bongkar muat adalah pemindahan barang muatan dari dari kapal ke kendaraan angkutan darat melalui atau tidak melalui gudang dan dari kendaraan darat atau gudang ke kapal (Lasse, 2014). Efektivitas bongkar muat adalah pemindahan barang muatan dari kapal ke kendaraan angkutan darat melalui atau tidak melalui gudang dan dari kendaraan darat atau gudang ke kapal dengan cara-cara yang tepat sehingga tujuan perusahaan tercapai, dengan indikator: lifting capacity grab, belt coveyor transfer, dan kecepatan (speed) (Lasse, 2012).
Bongkar muat yang efektif berpengaruh langsung terhadap kinerja pasokan. Efektivitas bongkar muat selain berpengaruh terhadap kinerja pasokan, juga dipengaruhi metode panyandaran (Malisan, 2014).
Metode penyandaran adalah cara olah gerak kapal melalui berbagai kekuatan yang bekerja pada kapal untuk mempengaruhi sifat-sifat olah geraknya sehingga kapal dapat merapat ke dermaga dengan menggunakan jasa pemanduan untuk membantu nakhoda mendapatkan saran dan informasi tentang keadaan perairan setempat.
Hal itu bertujuan agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib, dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan. Indikatornya: mesin (tenaga penggerak), kemudi, jangkar, tros-tros, kapal tunda, dan pandu (pilot) (Soebekti, 2015; Lasse, 2007).
Metode penyandaran berpengaruh langsung terhadap efektivitas bongkar muat.
Uraian di atas di satu sisi menunjukkan metode penyandaran berpengaruh terhadap efektivitas bongkar muat (Malisan, 2014:81), namun di sisi lain efektivitas bongkar muat berpengaruh terhadap kinerja pasokan (Lia, 2006).
Metode penyandaran berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja pasokan dengan mediasi efektivitas bongkar muat.
*Disadur dari https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog/article/view/286/pdf